- Berkabung Nasional Tujuh Hari : Hari Ini Dimakamkan di Pondok Tebuireng
JAKARTA - Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Bangsa Indonesia dan dunia internasional kehilangan sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Guru bangsa sekaligus simbol perdamaian antarsuku dan antaragama itu menghembuskan napas terakhir di usia 69 tahun pada Rabu (30/12) pada pukul 18.45 di kamar perawatan Atrium 2 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM), Jakarta.
Gus Dur tidak hanya meninggalkan keluarganya yang berkumpul di ruangan tersebut, kehilangan besar dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Tim Dokter Kepresidenan mengatakan Gus Dur mengalami komplikasi gangguan diabetes, ginjal dan jantung. Dia masuk rumah sakit itu sejak Jumat (25/12). Pukul 11.30 kemarin, kondisinya memburuk. Selepas magrib kondisinya kritis, hingga berpulang.
Di saat-saat itu, tepatnya pukul 18.00 hingga 19.00, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membesuk. SBY bahkan ikut menyaksikan detik-detik terakhir Gus Dur menghadap sang pencipta. Sejumlah pejabat negara lainnya juga ada di saat-saat terakhir Gus Dur.
Saat keranda mayat keluar dari ruang perawatan pukul 20.50, putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny, tak kuasa menahan tangis. Dia terbaring lemah di sofa sambil menangis. Hingga akhirnya beberapa saat kembali masuk kembali di ruang tempat Gus Dur dirawat ditemani beberapa keluarga.
Suaminya, politisi Partai Gerindra, Dhohir Farisi, tampak berusaha menenangkan Yenny. Sementara istri Gus Dur, Shinta Nuriyah, tampak berduka. Perempuan yang berbaju coklat itu duduk di kursi roda dan menerima ucapan duka cita dari para kerabat.
Effendi Choirie atau Gus Choi memimpin acara tahlilan di RSCM. Sekitar 20 orang tampak mengikuti pembacaan Surat Yasin, yang digelar di luar ruangan tempat jenazah Gus Dur disemayamkan.
Jenazah semalam dibawa ke kediaman di Jl Warung Sila 30, RT 02/ RW 05, Ciganjur, Jakarta Selatan. Dua mantan Presiden, Megawati Soekarnoputri dan BJ Habibie tampak melayat. Tak sepatah kata pun diucapkan kedua mantan presiden itu.
Megawati mengenakan blus merah lengan panjang dan Taufik Kiemas mengenakan jas abu-abu dan hem putih. Sekitar 10 Menit sebelumnya, BJ Habibie datang ke lokasi.
Selain kedua mantan Presiden itu, tampak pula Wali Kota Depok Nurmahmudi Ismail dan mantan Menristek era Gus Dur, AS Hikam dan anggota Wantimpres Adnan Buyung Nasution.
Hari ini jenazah Gus Dur akan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jatim. Adik kandung Gus Dur, KH Sholahudin Wahid, menyatakan, sesuai tradisi, seluruh keluarga Bani Hasyim dimakamkan di komplek pemakaman keluarga tersebut. Di komplek pemakaman itu, kakek Gus Dur KH Hasyim Asy’ari dan ayahnya KH Wahid Hasyim dimakamkan.
Wafatnya Gus Dur meninggalkan duka mendalam bagi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Desa Leteh, Kecamatan Rembang Kota KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan keluarga. Setelah mengetahui kabar wafatnya cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama itu, Gus Mus seperti yang diutarakan keponakannya Adib Bisri Chatani (Gus Adib) langsung menitikkan air mata. ’’Gus Mus minta maaf. Beliau belum bersedia diwawancarai dulu. Beliau masih berduka,’’ kata Gus Adib.
Dalam pesan singkat (SMS), Gus Mus menyatakan masih teringat enam hari lalu saat Gus Dur ke pondok itu sekitar 3 jam. Gus Dur lalu melanjutkan perjalanan ke Jombang sebelum drop dan masuk rumah sakit. Ia mengaku tidak memiliki firasat Gus Dur hendak ’’pamit’’.
Di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien yang diasuh sahabat Gus Dur itu, begitu mendengar kabar duka itu langsung menggelar sholat ghoib yang diikuti oleh ratusan santri dan beberapa tetangga dekat. Mereka juga menggelar doa bersama dan tahlilan untuk Gus Dur.
KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang menjadi juru bicara keluarga Gus Mus mengatakan, Gus Dur adalah sosok besar bagi Indonesia. ’’Dalam kondisi sehat hingga sakit selama 12 tahun belakangan, Gus Dur selalu memikirkan dan bekerja keras untuk mengubah kondisi bangsa ini. Apabila Gus Dur memimpin Indonesia ini dalam kondisi sehat, bangsa ini saya yakin akan sudah lepas dari keterpurukannya,’’ kata mantan juru bicara kepresidenan di era Gus Dur itu.
Dia mengaku Gus Dur percaya dan selalu berusaha untuk merealisasikan cita-cita Presiden pertama RI Soekarno. ’’Gus Dur percaya akan cita-cita Soekarno. Beliau juga selalu berusaha untuk merealisasikan cita-cita Soekarno. Gus Dur menganggap bangsa ini tidak semestinya merdeka pada label saja, tapi juga harus merdeka secara hakiki,’’ tambahnya.
Gus Yahya mengaku terakhir kali bertemu Gus Dur pada 24 Desember. Saat itu Gus Dur tiba-tiba saja berkunjung ke Rembang untuk silaturahmi dengan Gus Mus. Dari pengamatannya, Gus Dur saat itu terlihat sangat segar. ’’Saat terakhir kali bertemu, Gus Dur masih berbicara tentang kondisi bangsa ini dan usulan solusi untuk mengakhiri kondisi terakhir bangsa,’’ tandas dia.
Humanis dan Teguh
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan tidak hanya bangsa Indonesia yang merasa kehilangan sosok Gus Dur, tapi juga dunia internasional. “Karena sosok Gus Dur sudah diakui oleh dunia internasional sebagai perekat persaudaraan antar umat beragama,” katanya.
Rohaniawan Romo Muji Sutrisno mengatakan, Gus Dur merupakan bapak dan guru bangsa. Dialah pemimpin Islam yang penuh toleransi, humanis dan teguh dalam bersikap untuk mewujudkan Indonesia lebih baik dan berbudaya.
’’Gus Dur terlalu kecil bila hanya sebagai presiden, mengambil posisi politik. Dia adalah bapak bangsa, yang mencitakan peradaban Indonesia maju,’’ ujar Muji di depan ruang perawatan Gus Dur.
Mantan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengingatkan bahwa Gus Dur merupakan tokoh berpendirian kuat yang diperhitungkan, tidak hanya di Indonesia. Kontroversi yang sering menyelimuti Gus Dur dianggapnya biasa, karena niatnya adalah memajukan negeri dan kemaslahat umat.
Penilaian sama diungkapkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqie. ’’Adalah pemimpin yang layak dicontoh. Jarang sekali pemimpin seperti Gus Dur. Saat ini kita butuh pemimpin seperti beliau yang tidak terseret arus. Pemimpin saat ini takut terhadap massa,’’ katanya.
Ucapan duka dan belasungkawa mengalir kepada Gus Dur. “Kita kehilangan Gus Dur, seorang maha guru bangsa yang dihormati dunia. Ia simbol perdamaian antar suku dan agama. Ia juga berjasa besar dalam penegakkan HAM dan perjuangan keadilan,” ungkap Koordinator Kontras Usman Hamid.
Bendera Setengah Tiang
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Hari Berkabung Nasional atas meninggalnya Gus Dur. SBY meminta agar masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang selama satu pekan penuh.
“Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia mulai besok (hari ini) mengibarkan bendera setengah tiang selama tujuh hari sebagai rasa duka dan berkabung yang mendalam atas kepergian Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid,” kata Presiden dalam keterangan pers di Kantor Presiden.
Presiden mengatakan, dirinya akan memimpin langsung upacara kenegaraan pemakaman yang sedianya akan dilangsungkan di Jombang pagi ini.
“Negara ingin memberikan penghormatan tertinggi dalam acara pemakaman dan akan dilaksanakan di Jombang dengan upacara kenegaraan yang akan saya pimpin sendiri,” kata Presiden.
Kepala Negara juga mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan Ketua MPR Taufiq Kiemas agar dapat bertindak sebagai pemimpin upacara dalam pemberangkatan jenazah dari kediaman pribadinya di Ciganjur menuju ke tempat pemakaman di Jombang.
Mantan pengacara Bibit-Candra, Taufik Basari, mengatakan Indonesia kehilangan tokoh besar dunia. ”Sosok yang berani melawan ketidakadilan, membela kaum tertindas tanpa memandang latar belakang.” (J21,K24, H19,J13,dtc,ant-60)
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/12/31/93485/SELAMAT.JALAN.GURU.BANGSA